Saturday, January 19, 2019

Bekal menghadapi kematian

Setiap yang hidup pasti mengalami mati. Presiden yang notabanenya adalah orang yang paling berkuasa di suatu negara, dengan sistem proteksi keamanan yang luar biasa, tenaga medis yang juga luar biasa pasti akan mengalami mati. Apalagi kita individu dengan segala kekurangan yang tidak ada penjaga, tidak punya asuransi kesehatan, asuransi jiwa tetap akan mati. Kematian merupakan keniscayaan. Dia datang kapan saja tidak melihat umur, kaya dan miskin.
Kematian datang berulang-ulang, menjemput setiap orang, orang tua maupun anak-anak, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah. Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan. Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. Meski sedikit, tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian.

Maut adalah fase kehidupan manusia yang mutlak harus dilewati dalam proses menuju akhirat, setelah singgah dulu di alam barzakh.
Dalam surat Al Jumu’ah Allah SWT berfirman :

قُلۡ إِنَّ ٱلۡمَوۡتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنۡهُ فَإِنَّهُ ۥ مُلَـٰقِيڪُمۡ‌ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَـٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

Tidak ada satu makhluk pun yang kuasa menangguhkan datangnya kematian, walau hanya sedetik, karena takdir kematian adalah hak mutlak Allah SWT.

كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ‌ۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al Ankabut : 57)

Persiapan merupakan hal wajar sebelum seseorang hendak menempuh perjalanan. Bahkan, persiapan itu merupakan keharusan. Apalah jadinya bila seorang yang hendak melakukan perjalan panjang sementara ia tidak mempersiapkan diri dengan menyiapkan bekal apa saja yang akan dibutuhkannya nanti dalam perjalanan? nampaknya ia akan kerepotan dan kesulitan. Ya, kalau diperjalanan ada yang memberikan bantuan atau pertolongan. Mungkin saja kesulitan itu akan hilang. Namun, apakah kita tahu bahwa diperjalan kita nantinya akan ada yang bermurah hati memberikan pertolongan kepada kita?.

Hal ini memberikan Gambaran kepada kita akan pentingnya sebuah persiapan sebelum menempuh perjalanan jauh. Demikian halnya ketika seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, maka persiapan sangat dibutuhkan. Jika persiapan itu tidak diupayakannya maka kemungkinan besar kegagalan yang akan menyapanya. Lain halnya bila persiapan secara baik telah dilakukan, maka peluang untuk sukses itulah yang nampak di depan mata.

Apa yang harus dipersiapkan  untuk menghadapi kematian?

Allah azza wajalla berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Qs. An-Nahl : 97)

Sungguh amal sholeh masih sangat banyak dengan beragam bentuk amalan. Mulai dari sedekah, menuntut ilmu, mengajarkan ilmu, membantu urusan kaum Muslimin, mendirikan masjid, memperbaiki jalan yang rusak, mendirikan rumah sakit, hingga menegakkan hukum secara adil.

Dari sini dapat kita pahami bahwa jalan ke surga-Nya, itu mudah dan bisa kita lakukan kapan saja dalam wujud kebaikan apapun. Dan, terpenting, amal sholeh itu akan menguatkan keimanan di dalam hati.

Semoga Allah menguatkan hati kita untuk senantiasa mengisi hari-hari kita di dunia ini, selamanya untuk terus beramal sholeh. Aamiin.

No comments:

Post a Comment