Saturday, October 27, 2018

Higher Order Thingking Skill (HOTS)

Membahas tentang “Berpikir Tingkat Tinggi”, mengingatkan kita kepada Taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking.
Kemudian direvisi oleh muridnya yaitu Anderson.
Dimensi proses Kognitif menurut Puspendik dan Anderson dan Karthwohl, 2001 dibagi menjadi tiga level :
1. LOTS (Lower Order Thingking Skill)
Level pemahaman.
Proses kognitif :
a. Mengingat/ Remenbering (C1)
Peserta didik mengambil kembali informasi dari memorinya.
b. Memahami/ Understanding (C2)
Setelah Peserta didik mengerti dia mulai memahami. Peserta didik membangun koneksi di dalam pikirinnya.


2. MOTS (Midle Order Thinking Skill)
Level  Penerapan.
Proses kognitif Menerapkan  /Applying (C3.
Pada tingkat ini peserta didik mulai memahami prosedur tertentu atau langkah-langkah yang diikiti untuk menjawab masalah baru.

3. HOTS (Higher Order Thingking Skill)
Level Penalaran 
Proses kognitif :
a. Menganalisis/ Analyze (C4.
Pada tingkat ini peserta didik memamfaatkan kemampuan berfikir pada tingkat rendah untuk mengidentifikasi elemen kunci dan memeriksa bagiannya. Siswa akan mulai mencoba mengalisis suatu masalah, apa penyebab masalah suatu masalah tersebut.

b. Mengevaluasi/ Evaluate  (C5)
Peserta didik mengevaluasi sumber-sumber informasi yang digunakan untuk memeriksa kualitas dan keputusan yang diambil berdasarkan kreteria yang ada.

c. Mengkreasi/ Create (C6)
Tingkat yang paling tinggi adalah Kreasi, yaitu mengorganisirkan informasi dengan cara baru atau dengan cara yang berbeda.

Demikian semoga bermamfaat.


Tiga kategori anak

kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.

Menurut Alamarhum kakek saya tahun 1998, Ada tiga tipe anak:

Tipe anak yang pertama adalah anak pisang.  Cobalah kita amati anak pisang, dia akan tumbuh di dekat rumpun induknya.  Tipe anak ini tidak akan bisa mandiri apabila tidak dipindahkan, dirawat, dan diarahkan. Walaupun dia sudah dewasa dan berkeluarga sekalipun dia masih selalu ketergantungan dengan orang tuanya. Bagi anak dengan tipe ini orang tua adalah tempat tumpuan hidup. Tidak punya duit telpon Papa, tidak punya beras minta di Mama. Tidak ada yang mau dimakan dirumah pergi kerumah Mama.

Tipe anak yang kedua adalah Anak burung. Induk burung akan merawat anaknya, dirawat, diberi makan. Ketika mulai tumbuh bulu dan mulai bisa terbang dia akan terbang jauh tak kembali lagi. Dia tidak akan peduli dengan orang tua yang membesarkanya, merawatnya, memberikan bekal pengetahuan. Dia hanya sibuk dengan pekerjaannya, keluarganya, sibuk cari duit. Bahkan orang tuanya sekaratpun dia tidak pulang bahkan tidak tau. Dan ketikan orang tuanya tiada barulah dia pulang dengan linangan air mata mengantar ke peristirahatan terakhir. Namun semuanya sudah terlambat ayah ibunya sudah tiada.

Tipe anak yang ketiga adalah anak batu. Ini  yang lebih parah...  nauzu-billah. Bayangkan anak batu,  saban hari kerjanya numbuk terus. Setiap hari selalu ada saja membuat orang tuanya susah, selalu membuat masalah tidak pernah memberikan ketenangan bagi orang tuanya. Kasian kan orang tuanya.



Oleh karena itu mari kita tanamamkan pada anak ilmu Aqidah sejak dini, dengan :
1. perkenalkan tentang sifat-sifat Allah;
2. Ajarkan tentang rukun iman dan rukun Islam;
3. Kenalkan anak dengan pahala dan dosa, dan ;
4. Doakan anak agar menjadi anak yang senantiasa menjalan sholat.