Tuesday, December 31, 2019

TERANGKATNYA MUSTIKA SAFIR AFRICA

Oleh: Zulfikri
(Cerita hanya fiktif belaka berdasarkan imajinasi penulis apabila ada kesamaan cerita dan nama pada tokoh bukan unsur kesengajaan)

Dalam keremangan malam nampak pria berperawakan tegap, berambut back style sibuk memainkan Gadgetnya. Terlihat berbincang dan sesekali dia tersenyum sendiri dan tertawa seakan ada sesuatu yang lucu yang dilihatnya sehingga membuatnya tak mampu menahan tawanya. Sesekali juga dia mengarahkan kameranya ke sekeliling dimana  ia berada. Ternyata dia adalah Cekzu yang sedang video call dengan istrinya yang sedang berlibur bersama ketiga anaknya. Sesaat kemudian tak terdengar lagi suara tertawa, hanyut ia dalam buaian sang sunyi yang telah membunuh senja di pesisir komering Rasuan. Didalam bisu dia berharap cepatlah engkau pergi wahai gelap agar kesendirian dapat terusir. Untuk beberapa saat dia membisu sampai dia dikagetkan oleh suara notifikasi panggilan masuk. Sang penelpon nampak tak asing baginya. Adik seperguruannya Cikdang mengajaknya untuk kepadepokan Surabaya  atas perintah sang maha guru Empu Ali dalam acara penobatan nya sebagai  Empu terbaik of the year. Dilihatnya waktu masih belum terlalu malam dan belum sempat ia beranjak, dering panggilan masuk kembali terdengar dan kali ini dari pendekar Sparing  murid utama dari Empu iful  juga mengajaknya untuk datang kedepokannya di ulu komras. Terdengar dia berkata "Insyallah namun mpu Ali dan pendekar Cikdang telah lebih dulu mengundangku".

Cekzu bergegas memakai Juba kebesaranya, bersamaan keris pusaka terselip di pinggangnya. Kuda hitam kecil tunggangan cekzu berlari kencang menembus malam. Sesekali dihentakan tangan menambah laju sihitam. Jubah kebesaran melayang menambah kegagahan dan karisma cekzu.
Tiba dipersimpangan padepokan surabaya cekzu memperlambat sihitam. Nampak dari jauh cahaya terang pada padepokan. Sudah ramai rupannya guman cekzu. Nampak pendekar Suku sedang berdiri menghadap batang duku tua yang besar berusia berkisar 20 tahunan berdiri kokoh dengan akar yang besar menantang sang pendekar. Pendekar Suku tesohor dengan ilmu kebathinanya yang mampu memprediksi hasil buah duku dalam perbatang. Cukup dia tunjukan jarinya maka kalkulasi numerik akan bermunculan lengkap dengan income yang akan didapat. Luar biasa.
Di sisi padepokan nampak empu Ali duduk bersila dengan mulut berkomat-kamit dengan cerutu berlogokan gudang berwarna merah di jari tangannya. Sudah tentu ilmu kanuragannya tak diragukan. Pendekar cikdang juga demikian tehnik sayatan warisan empu Ali sudah sangat matang, tersayat sedikit maka jaringan ikat longgar seketika akan hancur. Pendek kekar julukan bagi Hamsong yang memiliki tenaga seperti seribu kuda. Dia mampu mengangkat beban yang sangat berat hanya dengan tongkat sakti yang dimilkinya. Nampaknya semua sudah hadir disni, hidangan ayam panggang juga telah tersaji disana. Cekzu langsung melompat berputar kedepan mendarat tepat didepan hidangan yg tersaji. Aroma ayam bakar dan sambal cocol nampaknya membuatnya lapar. Empu Ali, Cikdang, Pendekar suku, serta Hamsong segera menyambut dengan tepukan dan langsung menyantap hidangan yang sudah disiapkan oleh para dayang.

Dari kejauhan nampak cayaha putih berkelebat masuk mengarah ke Padepokan. Siapakah gerangan?.
Si Elang yang pada saat itu tidak mengetahui bahwa akan ada perayaan disana akhirnya singgah sebentar menyapa para pendekar disana. Pengelana malam adalah julukan lain bagi si Elang. Kemahirannya dalam mengatur strategi perang, dan tempat perlindungan inilah yang membuat si Pengelana malam makin tersohor sampai sampai dinegeri sebrang. Belum lagi networkingnya yang luas sampai ke petinggi-petinggi negeri lainnya sangat banyak. Dilihatnya Cekzu juga hadir disana Elang mengajaknya untuk sudi singgah di pondoknya yang tak begitu jauh dari padepokan empu Ali. Dan disinilah awal kisah terangkatnya mustika Safir Africa dimulai.

..... tobe continue...

Media dakwah

https://www.instagram.com/p/BvqPKfyH1-eb_wjh_OotZlglQ7NpPKr58mWyrM0/?igshid=og2fo9dna5mk

Wednesday, December 18, 2019

Taati Suami setelah Allah dan Rosul-Nya

Pekerjaan harian, laporan-laporan yang deadline, tugas tambahan, belum lagi gesekan dengan rekan kerja, dan banyaknya perintah boss, menjadikan seorang suami membutuhkan sentuhan kasih sayang dan cinta dari istrinya agar menjadi obat penawar yang ampuh baginya.

Melepas suami bekerja setiap pagi ataupun setiap akan pergi tentu akan menyenangkan suami. Apalagi dengan sedikit doa dan pesan manis yang terucap dari bibir seorang istri _"Semoga perlindungan Allah selalu menyertaimu dan pejamkan mata apabila ada wanita yang menggodamu karna aku setia dan patuh padamu" _

Tak dapat dipungkiri jam kerja seorang istri dan sebagai ibu rumah tangga sangatlah padat, hampir 16 jam perhari bekerja tiada henti. Mulai dari ayam jago berkokok di pagi hari sampai dengan tayangan sinetron malam berakhir. Bangun pagi siapkan sarapan untuk buah hati, siapkan pakaian suami, cuci pakaian hari-hari, mengantar dan jemput anak, dan masih banyak lagi dan semua itu selalu dilakukan dengan disiplin dan tiada keluh kesah meskipun berpeluh basah. Betapa hebatnya engkau para istri penghuni surgawi.
Selayaknya engkau medapatkan penghargaan tertinggi, memang pantas engkau diajak liburan ke pantai Kute di Bali, puja puji hendaklah tiada henti bagimu wahai para istri.
Tentulah tak sebanding dengan jam kerja para suami yang tak begitu padat dan terkadang enggan membantu para istri.
Namun ketahuilah bahwasanya dasar dari hak seorang suami dan kewajiban istri adalah QS. An Nisa’: 34
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.”

Karena begitu  besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri maka bersabdalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam 
“Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain, maka tentu aku akan memerintah para wanita untuk sujud pada suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri” (HR. Abu Daud no. 2140, Tirmidzi no. 1159, Ibnu Majah no. 1852 dan Ahmad 4: 381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Namun  yakinkan dan mantapkan dirimu banwa tidak ada hak yang harus kau utamakan selain hak Allah swt. dan Rasul-Nya setelah itu barulah hak suami. Karna dengan ini surga untukmu menanti sesuai ketaatanmu para istri.

---- Insyallah bersambung----

Friday, December 13, 2019

Mendekati 40

Usia balita adalah usia emas dimana orang tua haruslah menyadari bahwa anak pada usia ini adalah waktu yang tepat untuk mengoktimalkan pertumbuhan dan perkembangangannya. Kualitas dan kuantitas dari orang tua juga menentukan kecerdasan otaknya dan sebagai orangtua tentu Kita ingin anak bertumbuh kembang dengan baik.

Hari ke hari, bulan bertemu bulan, tahun berganti tahun. Seharusnya aku telah mampu menyadari bahwasanya diri ini telah tua. Tetapi karena jiwa ini selalu merasa muda aku tak menyadari  hal itu. Merasa paling gagah, pintar berpikir dan bertindak, bijak dalam mengelola keuangan, apapun yang ku mau pasti kubeli, cari duit tak henti. Potar otak atur strategi. Hal.inilah mungkin yang selalu membuat aku selalu merasa muda. Tapi satu hal yang selalu terpatri, merasa muda itu boleh dan sah , asal jangan cari daun muda karna aku tau kasus kopi sianida akan menimpa.

Hari itu cahaya metahari lemah tak menyapa, sinarnya redup tak hangatkan jiwa. Secangkir kopi panas diatas meja memanggil jiwa yang sedang lemah.  Ku rogoh kantung jeans yang kupakai memgeluarkan sebungkus cigarrate filter dan Handphone. Ku bakar cigarrate itu dan ku sruput kopi hitam buatan istriku. Dalam diam aku mulai membuka media sosial. Iseng ku buka-buka foto-foto yang pernah ku upload satu demi satu sambil mengingat momentum pada setiap gambar yang menjadi saksi bisu. Tersenyum ku sendiri sambil kuhembus panjang hasil hisapan cigarrate filterku.
Lincah jemariku menscroll down setiap foto yang tersimpan di album media sosialku sampai aku terhenti pada sebuah foto anakku di tahun 2009 yang kuingat persis tempat, waktu, dan apa yang sedang dilakukan saat itu. Kupandang foto itu dan kenakalan dan kelucuan anakku menari membangkitkan gairah dan memberi semangat, serta energi baru.
Kupandang lagi dan lagi tiada jemu sampai ku tersadar oleh notifikasi pesan baru. Sejenak kuabaikan pesan itu dan tetap terpana pada foto anakku yang menurutku begitu imut. Teringat pula disaat aku mendidikmu dengan menanamkan aqidah didalam diri anakku dg disiplin dan keras serta selalu berkomitmen dan mayakini keridoan ALLAH SWT. dengan cara dalam mendidik anak-anakku.
Tersadar bahwa ada pesan masuk, buru-buru kubuka pesan itu dan ternyata dari adik perempuanku yang mengirimkan sebuah video yang berisi tentang Kak Rafli sudah sampai dirumah nenek dengan selamat.

Oooooh... pantas ku merasa lesu, gairah tak begitu menggebu karena tak terdengar suara tawamu, tak terdengar perintahmu pada adikmu, dan tak ada engkau nak tugas menyapu dan mebersihkan rumah terbeban padaku.
Kak  Rafli hari ini sudah dirumah nenek, pagi tadi jum'at 13 Desember 2019 si kakak naik.travel kerumah nenek sendiri. Sudah besar dan berani kau sekarang kak. Perubahan suaranyapun terngiang  ditelingaku. Kau selama ini selalu kuanggap masih kecil, yang belum mampu mandiri, yang selalu diperintah baru bekerja.
Ternyata aku salah ... aku salah menganggapmu masih kecil. Sekarang aku sadar bahwa kau sudah BESAR. Dan semakin besar pula keyakinanku bahwa kau kelak akan mampu hidup mandiri dan menjadi orang yang berkarakter dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan selalu kuwariskan padamu dan adikmu dengan landasan ketaqwaan pada Allah yang Maha Besar.

Barulah kusadari bahwa diri ini tak muda lagi
Ayahmu tak muda lagi nak, suamimu sudah menyadari sudah bertambah tua, semakin matang ya ma.
Aku sadar sekarang, aku mengerti sekarang bahwa strategi baru dibutuhkan dalam mendidik kalian yang mulai dewasa ini tanpa menghentikan bermunajak pada Allah swt.  yang maha Membolak balikan hati memohon bantuan-NYA.
Doakan kami nak kesehatan, keberkahan umur, rezeki yang berlimpah, dan berangkat ke tanah suci agar selalu terpanjat dari kalian disaat percumbuanmu dengan Allah swt lewat sholat, dan tadarusmu wahai anak-anak yang sholeh dan sholeha.